Jayapura. Sebuah kota yang indah di sisi paling timur
Indonesia. Kota yang katanya masih ‘terbelakang’ ? ketinggalan zaman ? tidak
ada internet ? masih pakai koteka ? ada makanan enak ? ada transportasi ?
banyak pertanyaan lucu yang terdengar dari rakyat Indonesia yang belum sepenuhnya mengetahui bagian negaranya sendiri ini. Aku awalnya tertawa setiap mendengarkan pertanyaan orang-orang. Kemudian akupun mulai bercerita tentang kota dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Kota perantauan yang terindukan.
banyak pertanyaan lucu yang terdengar dari rakyat Indonesia yang belum sepenuhnya mengetahui bagian negaranya sendiri ini. Aku awalnya tertawa setiap mendengarkan pertanyaan orang-orang. Kemudian akupun mulai bercerita tentang kota dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Kota perantauan yang terindukan.
Ibu kota provinsi Papua. Terletak paling timur Negara
Indonesia. Dikelilingi oleh lautan bebas. Kalau menginjak tanah Papua, semua
akan tertuju pada pantai di sekeliling pulau ini. Aku sendiri tinggal di
perumahan yang tepatnya berada di dataran tinggi. Letak geografis jalanan
disana juga sedikit unik. Seperti lagu “mendaki gunung.. lewati lembah..” hehe.
Kenapa aku bilang begitu ? sebab, keluar dari kompleks perumahanku, mata akan
langsung dimanjakan dengan pantai.
Transportasi ?
Sama saja seperti di kota lain, Jayapura punya
angkutan umum. Angkot yang kami sebut taksi.
Di daerah kota ada taksi yang berwarna berwarna biru tua dengan kode G dan H
dengan trayek terminal, Polda, APO, Dok II, Dok IV, Dok V atas dan bawah, Dok
VII, Dok VIII, Dok IX, Pasir dua. Ada juga yang berwarna hitam berkode I dengan
trayek terminal dan Macan Tutul. Kalau di pusat kota ada taksi yang berwarna
putih yang lalu lalang mengantar penumpang di sekitaran kota. Para penduduk
juga sudah memiliki berbagai macam kendaraan. Ini kota yang amat ramai.
Internet ?
Kekuatan sinyal cukup baik dan lancar. Banyak orang
menggunakan internet untuk mencari informasi. Itu sudah menjadi kebutuhan
mutlak. Tidak bisa disebut daerah
tertinggal lagi kan ?
Masih pakai koteka ?
Ini adalah pakaian adat dari masyarakat asli Papua itu
sendiri. Sejatinya, mereka sendiri hanya menggunakan pakaian adat pada saat
mengadakan acara adat yang besar. Seperti menunjukkan pertunjukkan tari dan
sebagianya. Busana yang dikenakan penduduk disana sama seperti yang kita
gunakan.
Makanan ?
Siapa yang belum pernah merasakan nikmatnya papeda ? makanan
khas yang berasal dari sagu. Diolah dengan air panas dan dipintal hingga
melengket seperti gumpalan lem. Lauknya ikan kuah kuning disertai dengan tumis
bunga pepaya khas Papua yang pedas. Ayo rasakan kenyalnya papeda dan sedapnya
ikan kuah kuning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar